Hoyak Tabuik


Hoyak Tabuik



Assalamualaikum sanak,.

Masih berpusat di Pariaman, tepatnya di Pantai Gandoriah, lagi-lagi menjadi saksi dimana kita bisa melihat suatu bentuk wisata budaya dari suatu daerah berupa prosesi pembuangan tabuik ke laut. Tabuik, salah satu ciri khas budaya kota Pariaman atau yang menjadi identitas kota Pariaman. Bagi warga kota Pariaman, tabuik sendiri sudah tidak asing lagi untuk didengar, karena tabuik adalah bentuk acara tahunan di kota Pariaman yang diadakan setiap setahun sekali yang jatuh pada tanggal 10 muharram. Acara tabuik sendiri sudah menjadi tradisi turun temurun di kota ini dan sudah berlangsung sekitar berpuluh tahun yang lalu. Acara ini diadakan atas dasar untuk memperingati hari dimana gugurnya cucu nabi Muhammad yaitu Hasan bin Husein beserta keluarganya dalam perang Karbela.

Jika kita lihat gambar, maka kita akan melihat makna dari tabuik. Pertama kita lihat bagian atas tabuik yang berbentuk payung dengan hiasannya. Dan bagian bawah kita bisa melihat seperti bentuk tubuh kuda bersayap lengkap dengan ekor dan kepalanya. jadi masyarakat disini mengartikan tabuik ini berdasarkan cerita turun temurun yang menyatakan bahwa tabuik bermakna peti kayu dengan bentuk kuda bersayap, berkepala manusia dan berekor. Hal ini dimaknai sebagai burung buraq yang sedang terbang dengan membawa sebuah peti dipunggungnya, dimana dalam peti ini dianggap jenazah dari Husein. Biasanya cerita ini bisa kita dengarkan pada saat melaksanakan Isra'Mi'raj. makna lain yang bisa diambil dari acara tabuik ini yaitu sebagai bentuk rasa hormat kita dalam mengenang perjuangan dari cucu nabi Muhammad, husein dalam membela agama islam. 

Proses dalam pembuatan tabuik sendiri terdiri dari 7 tahapan, mulai dari mengambil tanah yang dilaksanakan tanggal 1 muharram, menebang batang pisang yang dilaksanakan hari ke 5 muharram, maatam pada hari ke 7, mengarak jari-jari di malam harinya, mengarak sorban keesokan harinya, serta di hari ke 10 muharram baru dilaksanakan tabuik naiak pangket, hoyak tabuik dan terakhir membuang tabuik ke laut. Dalam acara tabuik, biasanya masyarakat setempat selalu membawa dua buah tabuik, yang terdiri dari tabuik kecil dan tabuik besar. Tabuik ini nantinya akan dibuang kelaut di sore hari menjelang magrib. Pada saat pembuangan tabuik ke laut, banyak masyarakat yang berbondong bondong untuk mengejar dan mengambil sesuatu yang ada di dalam tabuik tersebut.

Acara tabuik tentu sudah menjadi terkenal dimata lokal dan nasional. Jika waktunya tiba banyak pengunjung yang datang dari berbagai daerah hanya untuk melihat perhelatan tabuik sendiri. Bahkan untuk sampai ke pantai Gandoriah ini pengunjung harus rela terjebak dalam antrian panjang dijalan mengingat besarnya antusias dari pengunjung yang ingin menyaksikan secara langsung proses pembuangan tabuik. Selain di Pariaman, ada tempat lain yang mengadakan acara tabuik yaitu di Bengkulu. Jadi bagi anda yang belum pernah menyaksikan prosesi pembuangan tabuik ke laut atau penasaran seperti apa sih tabuik, bagaimana proses pembuatannya sampai akhirnya dibuang kelaut, atau ingin mengenal lebih dalam budaya Minang Pariaman, anda bisa datang langsung ke Sumatera Barat, khususnya ke kota pariaman. Disana anda akan menemukan jawaban dari rasa penasaran dan keingintahuan anda.

Komentar